Saya yang bilang kalau saya gak akan ada lagi perasaan untuk siapapun sebelum saya siap, tapi saya sendiri yang terus rindu sama perasaan itu.
Saya yang terlanjur bilang begitu tidak bisa menarik perkataan saya sendiri.
Saya merasa dalam hati saya ada dua kubu, satu yang menyalahkan saya karena sudah menghancurkan perasaan orang lain, dan satu lagi yang menyalahkan saya karena saya tidak konsisten dengan pernyataan saya untuk tidak lagi mencinta.
Saya tahu, saya tahu...
Saya adalah hipokrit terbesar sepanjang masa. Menyedihkan.
Apa yang bisa saya lakukan ketika semua itu telah terucap dan telah dilakukan? Tidak ada, tidak bisa.
Saya hanya bisa mempersiapkan diri untuk suatu hari nanti kembali, atau mungkin tidak kembali.
Sebal rasanya setiap hari harus punya kesibukan untuk tidak terpikir masalah ini.
Berharap dia masih menunggu disana meskipun saya bilang padanya untuk tidak menunggu.
Hipokrit bukan? Menyuruh dia pergi dengan perasaannya padahal dalam hati berharap dia masih menunggu saya di ujung sana. Saya jijik dengan diri saya sendiri.
Saya tidak tahu mesti bagaimana. Saya tidak tahu keadaan masa depan apa yang mesti saya harapkan.
Saya hanya bisa mempersiapkan diri, mungkin bukan untuk menjemput perasaan itu kembali tapi untuk sekuat mungkin melupakan perasaan dan semua kenangan itu.
Karena saya tahu dia tidak akan ada di ujung sana untuk menunggu saya (semoga dia menunggu saya, AH GIMANASIH? YANG BENER YANG MANA?)
Saya ingin menghilang dari muka bumi.
Komentar
Posting Komentar