Langsung ke konten utama

Hipokrit


Saya yang bilang kalau saya gak akan ada lagi perasaan untuk siapapun sebelum saya siap, tapi saya sendiri yang terus rindu sama perasaan itu.

Saya yang terlanjur bilang begitu tidak bisa menarik perkataan saya sendiri.

Saya merasa dalam hati saya ada dua kubu, satu yang menyalahkan saya karena sudah menghancurkan perasaan orang lain, dan satu lagi yang menyalahkan saya karena saya tidak konsisten dengan pernyataan saya untuk tidak lagi mencinta.

Saya tahu, saya tahu...
Saya adalah hipokrit terbesar sepanjang masa. Menyedihkan.

Apa yang bisa saya lakukan ketika semua itu telah terucap dan telah dilakukan? Tidak ada, tidak bisa.

Saya hanya bisa mempersiapkan diri untuk suatu hari nanti kembali, atau mungkin tidak kembali.

Sebal rasanya setiap hari harus punya kesibukan untuk tidak terpikir masalah ini.

Berharap dia masih menunggu disana meskipun saya bilang padanya untuk tidak menunggu.

Hipokrit bukan? Menyuruh dia pergi dengan perasaannya padahal dalam hati berharap dia masih menunggu saya di ujung sana. Saya jijik dengan diri saya sendiri.

Saya tidak tahu mesti bagaimana. Saya tidak tahu keadaan masa depan apa yang mesti saya harapkan.

Saya hanya bisa mempersiapkan diri, mungkin bukan untuk menjemput perasaan itu kembali tapi untuk sekuat mungkin melupakan perasaan dan semua kenangan itu.

Karena saya tahu dia tidak akan ada di ujung sana untuk menunggu saya (semoga dia menunggu saya, AH GIMANASIH? YANG BENER YANG MANA?)

Saya ingin menghilang dari muka bumi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

unfortunate circumstances

I noticed something different about myself, I no longer care about my appearance, I no longer care about people's feelings, Hell I no longer care about other people in general I have burned bridges and become this bitter person that lost the ability to empathize with others. Ada hal yang terjadi ketika kita berada dalam sebuah situasi terlalu lama, kita beradaptasi dengan sekitar kita dan lama kelamaan itu menjadi bagian dari diri kita. Saya tidak pernah membayangkan akan ada di posisi seperti ini begini lamanya. Semua hal di dunia ini jelas terlihat seperti sudah terencana dan terorganisir untuk membuat hidup saya sehambar mungkin sampai akarnya. Semua itu terjadi pada tahapan yang paling kecil dan perlahan yang sama sekali tidak saya sadari sehingga ketika saya mengetahuinya, semua itu sudah terlambat dan sudah terjadi pada tingkatan yang fundamental. Diri saya juga mengalami perubahan mikro itu seiring kehidupan saya yang bertransisi. Rasa empati yang hilang, semangat menjalani

You are not who you think you are

Kita selalu beranggapan bahwa Kita tahu siapa diri kita Mungkin iya dalam beberapa kasus tertentu Tetapi jarang ada orang yang tahu siapa diri dia sebenarnya. Bisa jadi kita beranggapan bahwa kita adalah seorang yang rajin Atau religius, atau pintar, atau senang berolahraga dan lainnya Tapi apa benar begitu? Mendefinisikan identitas diri bukan perjalanan yang semudah itu Identitas diri bukan sesuatu yang kita tahu secara subjektif saja Tapi kita harus melihat dan menguji diri kita secara objektif juga. Artinya kita harus bisa terlebih dahulu menjadi sebuah cermin Yang disana tidak ada lapisan subjektifitas atau pembelaan diri. Dengan memisahkan diri sebagai penilai dan yang akan dinilai Akan terlihat siapa kita sebenarnya dalam level alam bawah sadar Anggapan bahwa kita rajin, religius, pintar dan senang olahraga Akan terbukti atau akan tidak terbukti dengan melihat perilaku kita Bukan dari anggapan atau pengakuan diri kita saja. Sulitnya melakukan evaluasi diri ini adalah kecenderunga

The day after I killed myself

Before anyone wondering, no I’m not suicidal. I’m really afraid to die… but sometimes I couldn’t lift myself up to face this harsh reality either… This note isn’t my last note nor it is my suicide note, or whatever. This note is a closure, something that I needed for a long time, something that will serve me as a reminder that suicide is not a solution but rather another problem that will 100% spawn much more problems for people around me. What I wrote here is only a fiction about what would probably happened if I did end my life. Not to fantasize about dying or anything but this is just a reminder and an EVEN MORE reason why I shouldn’t give in… ============================== The day after I killed myself. The first one who will noticed my disappearance is probably my wife. Not contacting her for longer than 24 hours is already a cue that something is going on. I’ve told her so many times that I’m tired of living our marriage long-distance like this, I want to be by her side al