Langsung ke konten utama

Selangkah mundur



Hidup ini akan sulit kalau kita tidak punya
Tujuan yang menjadi alasan kita
Untuk selalu bangun pagi dan kerja keras.

Setelah merenungkan apa yang benar-benar
Saya inginkan di masa mendatang,
Akhirnya saya menemukan alasan saya
Untuk terus menjalani hidup, setidaknya
Hingga keinginan saya tercapai
Dan mungkin saya akan menemukan
Mimpi-mimpi lainnya yang ingin
Saya capai di kemudian hari:

Saya tidak ingin hidup kaya, 
Tapi saya ingin hidup berkecukupan.
Kaya itu relatif, harta itu hanya titipan
Dan saya tidak ingin terlalu melekat
Hingga punya rasa 'memiliki' sesuatu
Di dunia yang segalanya milik Tuhan.

Saya tidak ingin jabatan tinggi,
Cukup jabatan yang amanahnya
Bisa saya lakukan dengan baik.

Saya mungkin tidak ingin sampai S3, 
Saya bahkan belum kepikiran S2.
Pendidikan formal saya tempuh
Jika memang itu dibutuhkan pekerjaan.

Rumah sederhana, mungkin mobil
Kalau saya memang butuh,
Tabungan cukup untuk keadaan darurat,
Dan tidak ada barang mewah jika
Memang tidak benar-benar berguna.
Kebanyakan pengeluaran akan saya
Gunakan bukan untuk membeli sesuatu
Tapi untuk mencari pengalaman baru,
Wisata ke manapun, belajar apapun itu.

Saya ingin punya hobi yang berkelanjutan,
Meski tidak dikomersilkan tetapi
Saya terus berusaha mengembangkan itu.

Entah itu terus belajar gitar yang
Harapannya suatu saat bisa tampil 
di acara kantor atau acara keluarga besar;

Konsisten olahraga meskipun tujuannya Hanya untuk terus fit dan tidak buncit,
Walaupun tidak berharap jadi atlit binaraga;

Terus semangat belajar menggambar,
Edit foto ataupun papercraft,
Setidaknya sampai cukup bagus untuk
Dijadikan hadiah untuk mereka
Yang sedang berbahagia;

Atau hanya sekedar menulis ocehan di sini,
Walaupun saya tahu saya tidak akan pernah
Selevel penulis novel-novel di negeri ini.

Semua itu mimpi sempurna saya,
Sederhana tapi sangat membuka
Kesempatan bagi saya untuk terus
Terhubung dengan mereka yang berharga.

Lalu saya tidak menginginkan mindset saya
Untuk berubah dewasa atau tua.
Saya nyaman menjadi Hendry "henderi",
Tidak terlalu serius, suka candaan
Dan mengesampingkan wibawa.

Kalaupun saya jadi presiden nantinya
Saya bakal tetap edit foto ini itu
Dan selalu jadi orang yang fleksibel.

Terakhir, dengan harapan-harapan saya itu
Saya berharap semua bisa terwujud,
Juga saya menyatakan mundur
Dari ambisi duniawi saya yang lalu.

Terimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Makna Kecerdasan

Lebih dari 14 abad yang lalu, para sahabat telah mengetahui mukmin mana yang paling cerdas. Hal itu bermula dari pertanyaan sebagian sahabat kepada Rasulullah. Ibnu Majah meriwayatkan dalam hadits berderajat hasan. Hadits ini dari Ibnu Umar, bahwa ada seorang Anshar yang menghadap Rasulullah saat Ibnu Umar duduk bersama beliau. يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ “Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.” Orang itu bertanya lagi, “Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.”  (HR. Ibnu Majah) Orang yang paling cerdas bukanlah orang yang paling tinggi...