Langsung ke konten utama

Untukmu

Gambar dari To the Moon akan mendarat di Switch pertengahan tahun ini 1/1
Gambar dari game "To the Moon"

Rembulan selalu mengingatkanku pada dirimu
Sosok yang tidak pernah kumiliki
Namun selalu kuharapkan dalam hati,
Seseorang yang terlalu jauh untuk digapai
Tapi tetap kukejar sejauh apapun jarak itu.
Hanya kau yang bisa membuatku melakukan hal sebodoh itu.

Indahnya cahaya yang kau pancarkan selalu membuatku tersipu
Terlalu silau, membakar habis semua rasa penat di pundak, 
Meskipun senyummu itu tidak pernah tertuju padaku
Namun harapanku semuanya ada padamu
Aneh bukan, terlebih ketika rasa ini hanya milikku seorang.
Dasar bodoh.

Zaman yang terus bergulir memaksa kita untuk jadi dewasa,
Terutama di usia yang mendekati pertengahan 20an,
Dikelilingi kerabat yang semakin hari semakin banyak
Yang telah memutuskan pilihan untuk pendamping hatinya,
Aku selalu bertanya-tanya apakah sudah saatnya
Aku menentukan pilihan untukku sendiri...
Yang selanjutnya memunculkan pertanyaan,
Apakah kau juga punya perasaan yang sama denganku?

Kalau saja aku tahu pasti apa yang ada dalam hatimu
Maka aku tidak akan ragu untuk maju dan menghampirimu.
Tapi bagaimana kalau ternyata ada orang lain
Yang sudah kau harapkan di dalam sana?
Bagaimana jika dari awal memang
Tidak ada tempat untukku di sana?

Akupun masih ragu apa aku bisa siap menikah dalam waktu dekat,
Masih banyak keinginan yang sangat ingin diwujudkan sebelum itu.
Melanjutkan studi dulu, pindah kantor ke kampung halaman dulu dan lainnya...
Jika dipikir lagi, aku sekarang malah berharap kau tidak pernah menungguku
Aku harap kau tidak pernah berpikir bahwa aku punya perasaan untukmu.
Ya, itu dia, aku tarik semua kata-kataku sebelumnya,
Aku tidak ingin kau tahu bagaimana perasaanku,
Aku tidak ingin sedikitpun kau tahu aku mengharapkanmu,
Aku harap kau segera menemukan seseorang yang terbaik untukmu,
Itulah yang sebenarnya aku inginkan dari dalam hati,
Kebahagiaan sejati entah siapapun yang kau dampingi nanti,
Aku janji tak akan bersedih hati,
Karena bahagiamu adalah bahagiaku,
Biarkan aku selalu menegenangmu
Ssebagai sosok yang tak pernah kumiliki dalam hidupku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

unfortunate circumstances

I noticed something different about myself, I no longer care about my appearance, I no longer care about people's feelings, Hell I no longer care about other people in general I have burned bridges and become this bitter person that lost the ability to empathize with others. Ada hal yang terjadi ketika kita berada dalam sebuah situasi terlalu lama, kita beradaptasi dengan sekitar kita dan lama kelamaan itu menjadi bagian dari diri kita. Saya tidak pernah membayangkan akan ada di posisi seperti ini begini lamanya. Semua hal di dunia ini jelas terlihat seperti sudah terencana dan terorganisir untuk membuat hidup saya sehambar mungkin sampai akarnya. Semua itu terjadi pada tahapan yang paling kecil dan perlahan yang sama sekali tidak saya sadari sehingga ketika saya mengetahuinya, semua itu sudah terlambat dan sudah terjadi pada tingkatan yang fundamental. Diri saya juga mengalami perubahan mikro itu seiring kehidupan saya yang bertransisi. Rasa empati yang hilang, semangat menjalani

You are not who you think you are

Kita selalu beranggapan bahwa Kita tahu siapa diri kita Mungkin iya dalam beberapa kasus tertentu Tetapi jarang ada orang yang tahu siapa diri dia sebenarnya. Bisa jadi kita beranggapan bahwa kita adalah seorang yang rajin Atau religius, atau pintar, atau senang berolahraga dan lainnya Tapi apa benar begitu? Mendefinisikan identitas diri bukan perjalanan yang semudah itu Identitas diri bukan sesuatu yang kita tahu secara subjektif saja Tapi kita harus melihat dan menguji diri kita secara objektif juga. Artinya kita harus bisa terlebih dahulu menjadi sebuah cermin Yang disana tidak ada lapisan subjektifitas atau pembelaan diri. Dengan memisahkan diri sebagai penilai dan yang akan dinilai Akan terlihat siapa kita sebenarnya dalam level alam bawah sadar Anggapan bahwa kita rajin, religius, pintar dan senang olahraga Akan terbukti atau akan tidak terbukti dengan melihat perilaku kita Bukan dari anggapan atau pengakuan diri kita saja. Sulitnya melakukan evaluasi diri ini adalah kecenderunga

The day after I killed myself

Before anyone wondering, no I’m not suicidal. I’m really afraid to die… but sometimes I couldn’t lift myself up to face this harsh reality either… This note isn’t my last note nor it is my suicide note, or whatever. This note is a closure, something that I needed for a long time, something that will serve me as a reminder that suicide is not a solution but rather another problem that will 100% spawn much more problems for people around me. What I wrote here is only a fiction about what would probably happened if I did end my life. Not to fantasize about dying or anything but this is just a reminder and an EVEN MORE reason why I shouldn’t give in… ============================== The day after I killed myself. The first one who will noticed my disappearance is probably my wife. Not contacting her for longer than 24 hours is already a cue that something is going on. I’ve told her so many times that I’m tired of living our marriage long-distance like this, I want to be by her side al