Harapan.
Layaknya sebuah pohon yang sudah ditebang,
Perlahan-lahan bisa tumbuh kembali,
Dengan kehadiran cahaya dalam langit-Nya,
Hujan yang tak pernah biarkan dia kehausan,
Juga unsur hara yang selalu tanah sediakan.
Semoga.
Dari awal saya tiba di perantauan,
Saya sepenuhnya sadar bahwa
hati saya sudah tidak bersama saya.
Ia sudah pamit bersama harapan yang
Masih mungkin untuk tidak kembali.
Lenyap. Hilang. Atau bahkan melebur
Dengan perasaan kecewa.
Bagaimana tidak,
Hanya mengharapkan seseorang akan tahu
Tentang apa yang kita inginkan
Tanpa kita mengutarakan hal itu kepadanya
Adalah hal yang konyol.
Alih-alih menanti,
Memantaskan diri,
Dan memantapkan niat dulu,
Katanya. Bagus memang.
Tapi mau sampai kapan??
Semua proses itu takkan terlihat
Ada dimana ujung jalannya
Jika saya tidak pernah membuat keputusan.
Ditengah keadaan harap-cemas itu
Selalu timbul tanya pada diri saya:
'Kenapa tidak jujur pada hatimu?'
'Kenapa tidak ikut kata hati saja?'
Yang tentunya takkan membantu
Keadaan bimbang tak menentu saat itu.
Lagipula menggantungkan harapan sebesar itu
Pada suatu gantungan yang saya tidak tahu
Bisa menampung beban seberat apa,
Jelas sangat beresiko.
Berharap dia menunggu
Tanpa saya beri tahu.
Begitu terus.
Namun semuanya berakhir di malam itu.
Bermodalkan keyakinan penuh,
Sekepal keberanian yang dibuat-buat
Dan rasa percaya diri
Yang sudah di ujung tenggorokan.
Tidak ada suara lain yang saya dengar
Selain detak jantung sendiri yang menggebu
Dan napas yang sedari sebelum bercakap
Memang sudah terengah duluan.
Padahal percakapan itu sebelumnya
Sudah saya ulang ratusan kali di kepala
Sejak beberapa minggu lalu sebagai persiapan,
Memprediksi semua kemungkinan
Atas jawaban yang bisa dia berikan,
Tapi siapa sangka akhirnya saya masih terbata.
Malam itu ramai sekali ala tahun baru,
Malam yang selalu terasa tak berujung
Dimeriahkan suara musik yang menggema
Dan percakapan tetangga sejak tadi isya.
Sangat berisik.
Tetapi ada hening sangat damai dalam hati...
.
.
.
Rasa damai yang diberikannya
Sungguh tak bisa saya jelaskan dengan kata.
Dalam ruang hening itu,
Ada kantuk yang seketika terlenyapkan,
Ada senyum yang tak bisa disembunyikan,
Dan ada rasa sangat bahagia dalam dada
Atas kembali hadirnya sebuah harapan.
Saya bisa dengan jelas mendengarnya,
Perasaan bahagia yang meletup-letup...
Seperti kembang api.
Komentar
Posting Komentar