Langsung ke konten utama

Utamakan* self-care! (*syarat & ketentuan berlaku)

 

Menjadi orang yang peduli terhadap diri sendiri itu sulit, terutama ketika pekerjaan menumpuk dan sama sekali tidak punya waktu untuk diri sendiri. Saya pribadi baru belakangan ini memprioritaskan itu dengan menempatkan diri saya di atas pekerjaan. Alhasil banyak sekali hal yang bisa saya lakukan yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Sebagai pegawai relatif baru yang diharapkan bisa ini itu dan hanya bisa "iya pak, siap pak---" saya tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan apa yang saya terima meskipun kadang pekerjaan lain sudah menumpuk.

Keadaan itu makin parah karena saya memang punya bakat diluar pekerjaan teknis, dari desain grafis photoshop, MC, hingga hal sepele seperti memimpin senam. Siapa yang dengan akal sehatnya melihat pegawai serba bisa dan berkata "Ah dia kan bisa ini itu, kasih saja kerjaannya ke orang lain", yang ada malah semakin diberdayakan dengan dalih "Kan cuma kamu yang bisa" hmmmmmmm.

Apakah jadi orang yang serba bisa itu harus kita hindari? tentu tidak. Menurut saya selama suatu pekerjaan itu mendatangkan keuntungan juga bagi diri kita seperti menjadikan diri lebih terampil, lebih sehat, atau sekedar lebih percaya diri didepan umum, maka tidak ada salahnya menjalankan itu DENGAN CATATAN kamu tidak overwork.

Kalau kasusnya sudah menumpuk pekerjaan tapi masih ditambah juga, apalagi ada orang disekitarmu yang punya beban lebih ringan dari kamu padahal gaji dan jabatan kalian sama, maka kamu punya hak untuk menolak. 

Berikut beberapa hal yang saya lakukan sebagai bentuk self-care:

1. Menjadi egois

Mungkin harus saya jelaskan bahwa kita mesti tahu tentang hak dan kewajiban kita. Apakah kita sudah bekerja sesuai dengan gaji kita atau belum? Tentu ketika pekerjaan itu melebihi gaji yang kita terima maka akan Allah berikan imbalan itu dalam bentuk lain, tetapi bukan berarti kamu tidak bisa menolak.

Menurut saya ketika pekerjaan wajib kita sudah selesai, maka kita punya segala hak di dunia ini untuk menolak pekerjaan tambahan. Disitulah menjadi orang yang egois sangat membantu kita.

a. Menolak kerjaan tambahan ketika pekerjaan wajib sudah terpenuhi.

b. Menolak bekerja di luar jam kerja, termasuk pulang tepat waktu DENGAN SYARAT kerjaanmu sudah selesai dan tidak klemar-klemer di kantor.

c. Tidak MERASA BERSALAH melakukan itu semua, karena itu hakmu sebagai pegawai.

Dengan menerapkan tiga poin egoisme yang simpel itu saya jadi banyak waktu untuk menemukan hobi saya kembali di akhir pekan. Miris sebetulnya ketika kita harus ngotot untuk mendapatkan hak berlibur kita disaat itu sebetulnya sesuatu yang tidak perlu diperdebatkan lagi.

2. Self-reward

Membeli sesuatu yang kamu suka entah itu makanan, pakaian, mainan dan lain-lain, atau melakukan sesuatu yang spesial yang sudah kamu idamkan selama ini dapat menjadi hal yang memotivasi diri kamu untuk lebih semangat lagi berusaha dan menjalanii hidup secara umum.

Kadang meski judulnya self-reward masih saja kita ragu dan merasa bersalah ketika kita membeli sesuatu yang "agak mahal". Padahal self-reward ketika kita gunakan dalam konteks berproses misal ketika kita mencapai tujuan kita seperti berat badan target, sudah selesai mengerjakan sesuatu yang sulit, atau se-simpel karena "saya sudah berusaha keras seminggu ini", maka akan berdampak sangat positif untuk kesehatan mental kita.

--------------------------

Itulah beberapa hal yang saya lakukan dalam rangka self-care, tentunya hal pertama yang harus dilakukan adalah BERCERMIN dulu apakah pekerjaan kamu selama ini sedikit tetapi kamu nya yang banyak mengeluh, atau pekerjaan kamu memang banyak dan kamu butuh perubahan.

Kalau masalahnya di kamu dan bukan di pekerjaan nya, yaaaaaaa mon maap sadar diri aja 🙏

Komentar

Postingan populer dari blog ini

You are not who you think you are

Kita selalu beranggapan bahwa Kita tahu siapa diri kita Mungkin iya dalam beberapa kasus tertentu Tetapi jarang ada orang yang tahu siapa diri dia sebenarnya. Bisa jadi kita beranggapan bahwa kita adalah seorang yang rajin Atau religius, atau pintar, atau senang berolahraga dan lainnya Tapi apa benar begitu? Mendefinisikan identitas diri bukan perjalanan yang semudah itu Identitas diri bukan sesuatu yang kita tahu secara subjektif saja Tapi kita harus melihat dan menguji diri kita secara objektif juga. Artinya kita harus bisa terlebih dahulu menjadi sebuah cermin Yang disana tidak ada lapisan subjektifitas atau pembelaan diri. Dengan memisahkan diri sebagai penilai dan yang akan dinilai Akan terlihat siapa kita sebenarnya dalam level alam bawah sadar Anggapan bahwa kita rajin, religius, pintar dan senang olahraga Akan terbukti atau akan tidak terbukti dengan melihat perilaku kita Bukan dari anggapan atau pengakuan diri kita saja. Sulitnya melakukan evaluasi diri ini adalah kecenderunga

Kali ini berbeda

Saya sangat bahagia. Tidak ada kata yang lebih bisa mendeskripsikan keadaan saya sekarang selain itu. Meskipun tidak semuanya berjalan sempurna sesuai dengan apa yang saya inginkan, tetapi tidak sedikit pula hal-hal yang menurut saya sangat di luar ekspektasi ketika itu menyangkut rencana saya kedepan di hidup ini. Semenjak memilih seseorang yang akan saya jadikan sebagai pendamping hidup dan mati, semuanya jadi lebih terarah. Dari apa yang mesti saya prioritaskan, ingin jadi orang dewasa yang seperti apa, hingga hal spesifik seperti tempat bernaung di hari tua nanti, semua terlihat bayangnya di ujung jalan sana. Kalau orang bilang rahasiakan rencana dan tunjukkan hasil, saya lebih setuju kalau rencana juga ditunjukkan supaya saya bisa sekalian meminta didoakan oleh yang membaca dengan harapan semoga Allah SWT sebaik-baik perencana dapat mengabulkan apa yang saya ajukan. Jangka pendeknya saya berencana dalam 1 tahun dari sekarang akan menikah dan mutasi ke tempat istri, sedangkan renta

The day after I killed myself

Before anyone wondering, no I’m not suicidal. I’m really afraid to die… but sometimes I couldn’t lift myself up to face this harsh reality either… This note isn’t my last note nor it is my suicide note, or whatever. This note is a closure, something that I needed for a long time, something that will serve me as a reminder that suicide is not a solution but rather another problem that will 100% spawn much more problems for people around me. What I wrote here is only a fiction about what would probably happened if I did end my life. Not to fantasize about dying or anything but this is just a reminder and an EVEN MORE reason why I shouldn’t give in… ============================== The day after I killed myself. The first one who will noticed my disappearance is probably my wife. Not contacting her for longer than 24 hours is already a cue that something is going on. I’ve told her so many times that I’m tired of living our marriage long-distance like this, I want to be by her side al